Desmond J Mahesa
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -
PolitikusPartai Gerindra, Desmond Junaidi Mahesa, menegaskan penculikan aktivis
dalam kurun 1997-1998 merupakan operasi TNI.
Desmond pun menunjuk bahwa Panglima TNI
saat itu, Feisal Tanjung, adalah orang yang paling bertanggung jawab. Feisal
adalah Panglima TNI yang menjabat sejak 1993 hingga 1998.
Desmond pun tidak setuju jika kasus
penculikan tersebut ditimpakan sepenuhnya kepada Prabowo Subianto, yang kini
menjadi Ketua Umum DPPPartai Gerindra dan calon presiden.
Ketika itu, Prabowo Subianto menjabat
Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus dan Panglima Komando Cadangan
Strategis Angkatan Darat.
"Ini kan operasi yang dilakukan
oleh Panglima TNI sewaktu Fesial Tanjung. Jangan diarahkan kepada kader
invidual, kepada Prabowo. Kalau ini operasi TNI tinggal ditelusuri. TNI yang
harus membuka ini, bukan pribadi," kata Desmond di kantor DPP Formappi,
Matraman, Jakarta, Kamis (8/5/2014).
Desmond yang juga merupakan korban
penculikan saat itu mengatakan sudah ada petunjuk mengenai peristiwa yang
penghilangan 13 aktivis tersebut.
Pria asal Banjarmasin itu mengatakan
Komnas HAM bisa menelusuri apa yang diungkapkan Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen
yang saat itu menjabat sebagai Kepala Staf Kostrad (Kas Kostrad).
Baru-baru ini, Kivlan mengaku tahu siapa
yang menculik 13 aktivis tersebut dan dimana ditembak dan dibuang.
"Tindak lanjuti aja omongan Kivlan.
Ini operasi yang dilakukan oleh Panglima TNI Feisal Tanjung. Bongkar aja.
semuanya akan kelihatan kok," tutur anggota DPR RI 2009-2014 itu.